Bangkai burung berserakan di atap rumah, jalan raya, dan pepohonan di Bologna, Italia.
VIVAnews - Belum lama ini, 5.000 burung hitam mati mendadak dan berjatuhan dari langit Arkansas, Amerika Serikat. Insiden itu ternyata gara-gara ada orang yang menyalakan kembang api raksasa.
Kini, kematian massal burung kembali terjadi. Sejak 1 Januari kemarin, sekitar 1.000 burung merpati jenis turtle dove menggelepar di jalan-jalan Faenza, sekitar 50 kilometer arah tenggara Bologna, Italia. Bahkan, menurut Daily Mail jumlah yang mati mencapai 8.000 ekor.
Seperti dilansir Associated Press, para ilmuwan sedang mencari tahu penyebab kematian merpati-merpati itu. Hampir mirip dengan peristiwa di Arkansas, bangkai burung berserakan di atap rumah, jalan raya, dan pepohonan di Bologna.
Asosiasi Burung sudah turun meneliti. Hasil sementara, burung-burung itu diduga mati karena kelebihan makan biji bunga matahari, yang lantas merusak hati dan organ ginjal mereka. Selain itu, kata peneliti Nadia Caselli, ternyata "biji-bijian itu berasal dari wilayah pembuangan limbah perusahaan minyak."
Seperti dilansir Associated Press, para ilmuwan sedang mencari tahu penyebab kematian merpati-merpati itu. Hampir mirip dengan peristiwa di Arkansas, bangkai burung berserakan di atap rumah, jalan raya, dan pepohonan di Bologna.
Asosiasi Burung sudah turun meneliti. Hasil sementara, burung-burung itu diduga mati karena kelebihan makan biji bunga matahari, yang lantas merusak hati dan organ ginjal mereka. Selain itu, kata peneliti Nadia Caselli, ternyata "biji-bijian itu berasal dari wilayah pembuangan limbah perusahaan minyak."
Turtle dove punya kondisi fisik yang lebih lemah dibanding merpati jenis lain, juga tak tahan cuaca dingin. Tak hanya di Bologna, kasus kematian sejenis juga ditemukan di Amerika Serikat dan Swedia.