RI Segera Miliki Alat Deteksi Tsunami Canggih

Elin Yunita Kristanti
Ilustrasi tsunami (inmagine.com)

VIVAnews -- Enam tahun pasca bencana tsunami dahsyat yang menerjang Aceh dan sejumlah negara tahun 2004 lalu, sistem peringatan dini di Samudera Hindia telah diselesaikan.

Seperti dimuat situs OfficialWire, Jumat 24 Desember 2010, peneliti dari GFZ German Research Center for Geosciences mengatakan sistem peringatan dini Jerman-Indonesia mampu memberikan peringatan tsunami dalam waktu relatif cepat.

Kurang dari lima menit pasca gempa bawah laut mengguncang, peringatan akan dikeluarkan. Peringatan dini tersebut berdasarkan informasi dari 300 stasiun yang dibangun di seluruh Indonesia dalam waktu 6 tahun.

Masing-masing stasiun penginderaan dilengkapi dengan seismometer, stasiun GPS, pengukur pasang surut air laut, dan sistem pelampung (buoy).

Proyek sistem peringatan dini ini dimulai segera pasca tsunami  tahun 2004. Pemerintah Jerman saat itu mengontrak GFZ untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem peringatan dini tsunami di Samudera Hindia. Proyek ini dibiayai dengan dana sebesar US$59 juta dari bantuan untuk korban tsunami.

Setelah proyek berakhir pada 31 Maret 2011, Indonesia akan bertanggung jawab mengoperasikan sistem ini secara keseluruhan.

Pada 26 Desember 2004, gempa bumi bawah laut 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Dampak gempa itu begitu kuat sampai 1.200 kilometer dari pusat gempa, hingga mencapai Alaska.

Gempa dahsyat itu memicu tsunami mematikan. Tsunami menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Lebih dari 230.000 orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes